Banyuraden \u2013 Maraknya kasus pelecehan dan kekerasan seksual pada anak yang terjadi akhir-akhir ini membuat banyak orang tua khawatir. Pasalnya, dampak pelecehan seksual dapat menimbulkan trauma pada anak. Bertempat di Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan (P2TPAKK) \u201cRekso Dyah Utami\u201d DIY, Satgas Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) berkesempatan berkunjung untuk belajar pelayanan penanganan kekerasan bagi perempuan dan anak pada Senin (26\/8) pagi. Turut hadir pengurus Satgas PPA Banyuraden, BPKal, Perwakilan RT, dan Tokoh Agama.

BPKal Banyuraden, Supardiyono dalam sambutannya mengatakan, \u201cKita harus memberikan perlindungan pada perempuan dan anak dari ancaman kekerasan baik secara fisik maupun psikis. Karena tidak dipungkiri, perempuan dan anak-anak adalah yang paling rentan menjadi korban kekerasan.\u201d

Selain itu, perkembangan teknologi termasuk media sosial turut menjadi faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual. Lantaran, kemudahan mengakses media sosial sekarang semakin terbuka.Dari orangtua perlu memberikan filter pada hal-hal yang perlu dibatasi, termasuk media sosial. Proteksi dini, penting bagi keluarga untuk memahami dan mengerti tentang lingkungan sosial anak-anak.

Selanjutnya, narasumber dari P2TPAKK Rekso Dyah Utami Yogyakarta menegaskan dirinya bersama pengurus lainnya membantu menangani beberapa kasus yang masuk ke P2TPAKK Rekso Dyah Utami Yogyakarta. Masyarakat harus waspada dan tanggap terhadap kondisi yang terjadi akhir-akhir ini di masyarakat. Kasus pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak kian marak. Mereka harus diberi perlindungan, caranya adalah lewat pengetahuan dan pemahaman bagaimana caranya melindungi diri sendiri dari orang lain termasuk orang terdekat mereka.

Harapannya, semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, orang tua, dan masyarakat harus bersama-sama dalam menjaga anak-anak dan memberikan mereka masa depan yang layak.